Saturday, January 7, 2017

ILMU DAN TENOLOGI PRODUKSI TERNAK PERAH BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH

ILMU DAN TENOLOGI PRODUKSI TERNAK PERAH
BANGSA – BANGSA KAMBING PERAH


DEDI RAMDANI


ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah di panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunian-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema bangsa-bangsa kambing perah. Makalah ini berisikan tentang bangsa-bangsa kambing yang di pergunakan untuk produksi susu atau kambing.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang di berikan dosen. Tujuan intruksional umum dari makalah ini yaitu agar mahasiswa mampu membuat makalah dengan sempurna dan dapat mengetahui lebih dalam tentang topik yang di bahas pada kali ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang telah membimbing dalam perkuliahan, begitu juga kepada teman-teman yang telah menyumbangkan pemikirannya demi kesempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini tentu saja tidak terlepas dari kesalahan- kesalahan atau kekhilafan-kekhilafan, untuk itu penulis menerima kritikan sekiranya kritikan tersebut dapat menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat dan dapat meningkatkan pengetahuan bagi yang membacanya.

Padang, 20 februari 2010

Penulis,

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang

Ternak perah adalah ternak yang dapat memproduksi susu melebihi kebutuhan anaknya dan dapat mempertahankan produksi susu sampai jangka waktu tertentu walaupun anaknya sudah disapih atau lepas susu. Jenis ternak perah yang ada antara lain sapi perah, kambing perah dan kerbau perah. Ternak perah diperlihara khusus untuk diproduksi susunya.

Produksi susu nasional belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan konsumsi nasional. Dengan demikian impor susu dan produk susu tetap dilaksanakan. Proyeksi produksi susu, konsumsi susu dan impor susu akan terus meningkat, sehingga perlu peningkatan populasi dan efisiensi produksi susu serta diversifikasi ternak perah. Pemeliharaan kambing perah merupakan salah satu alternative upaya diversifikasi ternak perah dan peningkatan produksi susu.

Efisiensi produksi susu berhubungan dengan efisiensi pemberian pakan dan produksi susu. Produksi susu dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan termasuk managemen dan pemberian pakan. Metode yang umum ditempuh untuk meningkatkan produksi susu adalah melalui perbaikan managemen dan pemberian pakan yang terutama bertujuan untuk meningkatkan aliran substrat di dalam darah (prokursor susu) menuju kelenjar ambing. Pada kambing aliran darah mammae atau ambing meningkat 100-250% dalam 6 hari setelah beranak (post partum) dan peningkatan aliran darah tersebut berhubungan dengan penurunan aliran darah ke uterus. Produksi susu akan meningkat apabila peningkatan aliran substrat tersebut akan diikuti dengan peningkatan sel-sel sekretoris kelenjar ambing. Terjadi kenaikan produksi sel sekretoris secara gradual yang diikuti oleh peningkatan menyolok sel sekretoris 20 hari sebelum beranak (partus).

Bangsa kambing perah yang didatangkan dari daerah beriklim sejuk rentan sekali terhadap cekaman panas. Untuk itu tata laksana pemeliharaan dan pemberian pakan harus diperhatikan guna menekan sekecil mungkin pengaruh cekaman panas tersebut. Rendahnya bobot tubuh ternak perah di Indonesia mungkin merupakan hasil akhir adaptasi terhadap lingkungan yang lembab dan tropis.

Bobot tubuh ternak perah berkolerasi positif dengan produksi susu dan volume ambing sangat berkolerasi dengan produksi susu. Ternak yang lambat dewasa dengan kurva pertumbuhan mendatar cenderung menghasilkan susu lebih banyak dibandingkan ternak yang tumbuh lebih cepat. Ternak perah mempunyai bobot badan lebih rendah daripada ternak pedaging.

Produksi susu yang tinggi pada induk sedang laktasi selama bulan pertama berpengaruh terhadap bobot tubuh induk dan dapat mengakibatkan penurunan bobot tubuh selama bulan pertama setelah melahirkan (berkisar antara 15-16 %). Penurunan bobot tubuh ini disebabkan oleh beberapa faktor misalnya nutrisi induk selama sebelum dan sesudah beranak, musim beranak dan cara pemeliharaan. Akan tetapi faktor cekamam laktasi belum jelas. Kehilangan bobot tubuh selama laktasi sepenuhnya normal sehingga diperlukan energi tersedia yang tinggi untuk produksi susu tanpa menyebabkan beban berlebihan pada sisitem pencernaan. Perlunya tata laksana pemberian pakan yang baik pada saat bunting dan laktasi agar tersedia cadangan yang cukup pada waktu beranak dan mencegah kehilangan bobot tubuh yang berlebihan selama laktasi.

Sekresi susu naik cepat sesudah beranak dan akan lebih banyak pada kambing perah yang beranak lebih dari satu anak. Jumlah susu yang disekresi per hari akan naik untuk 2-4 minggu sesudah beranak dan banyak faktor yang mempengaruhi lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh produksi maksimum. Peningkatan produksi susu yang tidak diimbangi oleh peningkatan konsumsi pakan pada awal laktasi mengakibatkan ternak akan memobilisasi cadangan nutrisi tubuhnya sehingga terjadi penyusutan bobot tubuh selama laktasi untuk produksi susu. Faktor-faktor lain mempengaruhi tinggi rendahnya produksi susu pada ternak adalah ukuran dan bobot badan induk, umur, ukuran dan pertautan ambing, pertumbuhan, jumlah anak lahir per kelahiran dan suhu lingkungan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalahini adalah:
Agar mampu menjelaskan bangsa-bangsa kambing perah
Dapat mengetahui jenis kambing yang di gunakan dalam penghasil susu yang baik
Nebgetahu berbagai bangsa-bangsa sapi perah di indonesia

BAB II

BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH

Induk kambing perah yang laktasi memerlukan perhatian yang lebih terutama tata laksana pemberian pakannya. Untuk memproduksi susu yang tinggi induk kambing perah akan mengeluarkan cadangan energi di dalam tubuhnya sehingga menyebabkan beret badannya akan turun. Pemberian pakan konsentrat harus ditingkatkan dengan pola pemberian yang baik untuk mempertahankan produksi susu dan untuk mengurangi laju penurunan berat badannya. Tata laksana pemberian pakan saat induk kambing dikeringkan perlu diperhatikan agar induk dapat mempersiapkan dirinya untuk menghadapi masa laktasi berikutnya. Perlu dibuat suatu pola pemberian pakan yang praktis dan efisien untuk induk laktasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan produksi susu per ekor per hari.

1.: 1. Bangsa-Bangsa Kambing Perah

Kambing perah merupakan kambing yang secara genetik dapat menghasilkan susu dalam jumlah banyak sehingga melebihi kebutuhan susu cempenya dan dapat diperah untuk dikonsumsi manusia. Berikut ini beberapa bangsa kambing perah yang dikenal sebagai kambing penghasil susu yang produktif:

a. Alpine

Kambing alpine berasal dari pegunungan Alpen di Austria dan Prancis. Bobot betina dewasa mencapai sekitar 55 kg dan memiliki kemampuan yang baik dalam menyusui anak.

Adapun ciri-ciri fisiknya adalah:
- ada yang bertanduk dan ada yang tidak bertanduk
- warna bulu bermacam-macam mulai dari putih sampai kehitam-hitaman
- warna muka ada garis putih di atas hidung

b. saanen

Kambing saanen banyak diternakkan di daerah Switzerland Barat, Swiss. Kambing ini sudah tersebar luas di seluruh dunia karena dapat menghasilkan 800 kg susu per masa laktasi yang berlangsung selama 250 hari.

Berat badan saat dewasa sekitar 65 kg. Ciri-ciri fisiknya adalah sebagai berikut:

- baik jantan maupun betina tidak bertanduk
- warna : putih atau cream pucat/muda
- hidung, telinga dan ambing berwarna belang hitam
- dahi lebar, telinga sedang dan tegak

c. Toggemberg

Kambing toggenberg atau bangsa togg merupakan kambing lokal dari daerah Switzerland Timur Laut, Swiss. Bobot kambing betina dewasa sekitar 45 kg. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 6 liter per hari.

Kambing ini mempunyai warna bulu cokelat dan putih di bagian mulut sampai daun telinga serta keempat kaki sampai di bawah pangkal ekor.

d. Etawah

Kambing ettawah merupakan kambing yang berasal dari India, tepatnya dari Jamnapari. Kambing etawah mempunyai berat badan rata-rata 55 – 80 kg dengann produksi susu yang sangat tinggi, yakni bisa mencapai 4 liter per hari

Ciri – ciri spesifiknya adalah
- memiliki wajah cembung dan rahang bawahnya menonjol
- daun telinga panjang dan lebar, terkulai ke bawah, serta rapat.
- kambing etawah baik jantan maupun betina mempunyai tanduk yang mengarah ke belakang dan ke samping.
- Ada gelambir di leher, dimana gelambir pada jantan umumnya lebih lebar dibandingkan gelambir pada betina

e. Peranakan Etawah ( PE )

Selain kambing etawah dari India, kambing jenis lain yang paling banyak dipelihara di Indonesia dan diperah susunya adalah kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing ini merupakan persilangan antara kambing etawah dan kambing kacang atau kambing lokal Indonesia. Ciri-ciri kambing PE merupakan perpaduan dari ciri-ciri kambing Etawah dan kambing kacang atau kambing lokal. Namun, ciri-ciri fisiknya cenderung mengikuti kambing Etawah dari India, seperti masih adanya gelambir, muka cembung, serta telinganya panjang, lebar dan terkulai.

Produksi susu kambing PE yang dipelihara secara intensif berkisar antara 1,5 – 3,5 liter per hari.
- panjang telinga berkisar 18 – 30 cm
- bobot badan jantan dewasa ± 40 kg dan yang betina sekitar 35 kg
- warna bulu bervariasi dari putih, coklat muda sampai hitam

BAB III

KESIMPULAN

Kambing perah merupakan kambing yang secaragenetik dapat menghasilkan susu dalam jumlah banyak sehingga melebihi kebutuhan susu cempenya dan dapat diperah untuk dikonsumsi manusia. Berikut ini beberapa bangsa kambing perah yang dikenal sebagai kambing penghasil susu yang produktif:
a. Kambing Alpine
b. Kambing Saanen
c. Kambing Toggenberg
d. Kambing Etawah
e. Kambing Peranakan Etawah

DAFTAR PUSTKA

Sutardi, T dan M. Djohari. 1979. Hubungan kondisi faali sapi laktasi dengan kebutuhan makanannya. Bull. Makanan Ternak. Fakultas Peternakan IPB. Bogor, 5(4) : 179-207.

Atabany, A. 2001. Studi kasus produktivitas kambing Peranakan Etawah dan kambing Saanen pada peternakan kambing perah Barokah dan PT. Taurus Dairy Farm. Thesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 
 
 
 
 
 sumber